MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN
E2
Pada minggu lalu kita sudah membahas terkait materi tentang
reaksi bersaing SN1 dan E1. Nah lalu minggu ini kita membahas mekanisme reaksi
bersaing SN2 dan E2. pada mekanisme minggu ini dan minggu lalu tidak terlalu
memiliki perbedaan yang signifikan, baiklah marilah kita bahas.
Seperti
yang kita tahu bahwa reaksi SN2 ituadalah
substitusi nukleofilik bimolekuler. Dan reaksi E2 itu adalah reaksi
eliminasi bimolekuler yang mana merupakan reaksi yang terjadi jika alkil halida
direaksikan dengan basa kuat. Kemudian reaksi SN2 ini bisa terjadi apabila menggunakan
pelarut yang lebih polar, dan konsentrasinya yaitu basa sedang dan suhu yang juga sedang. Reaksi
E2 bisa terjadi apabila menggunakan pelarut yang merupakan pelarut yang kurang
polar, dan konsentrasi itu tinggi dan suhunya juga tinggi. seperti yang kita
ketahui bahwasanya ini berbeda dengan reaksi E1, yang mana konfigurasi
stereokimia yang tidak sama itula yang akan dapat dihasilkan pada reaksi yang
mempunyai mekanisme pada eliminasi E2 ini. Mengapa ? karena pada dasarnya basa itu
akan lebih menyukai eliminasi proton
yang posisinya berada pada anti terhadap gugus yang akan lepas tersebut. Oleh
dikarenakan itulah keadaan dan respon reaksi yang sama, maka eliminasi E2
selalu bersaing dengan substitusi SN2.
Banyak
aspek yang dapat mempengaruhi dalam reaksi bersaing ini. Apa saja aspeknya ?
Berikut adalah aspeknya:
1.)
Substrat (struktur alkil halida)
a. Apabila kita
menggunakan substratnya yaitu alkil halida primer, maka hasil substitusi nya
lebih unggul. Karena alkil halida prime itu sangat reaktif dalam reaksi
SN2 dan kurang reaktif dalam reaksi E2, produk utama yang dihasilkan
dibawah kondisi terjadinya reaksi SN2 atau E2 yang berupa produk substitusi
maka pemenangnya substitusilah. Alkil halida primer yang memiliki halangan
sterik (memiliki susbstituen pada karbon –β), maka nukleofil sulit menyerang
karbon –α. Maka pemenang nya Eliminasi, dan produk eliminasi mendominasi.
b. Apabila substratnya
alkil halida sekunder , maka alkil halida ini membentuk produk substitusi dan
eliminasi dibawah kondisi reaksi SN2 atau E2. Jumlah relatif kedua produk bergantung
dengan kekuatan nukleofil atau basa. Makin kuat basa, besarlah presentase
produk eliminasi.
c. Bila halida tersier, reaksi eliminasi jauh lebih unggul daripada reaksi substitusi, karena alkil halida tersier sedikit reaktif terhadap reaksi SN2 dan sangat reaktif terhadap reaksi E2.
c. Bila halida tersier, reaksi eliminasi jauh lebih unggul daripada reaksi substitusi, karena alkil halida tersier sedikit reaktif terhadap reaksi SN2 dan sangat reaktif terhadap reaksi E2.
2.
Struktur basa
nukleofil yang memiliki
tingkatan basa rendah atau tinggi akan berpengaruh kemana reaksi tersebut
berlaku. Untuk basa lebih rendah dari anion milik hidroksida, ia akan bereaksi
dengan alkil halida primer serta sekunder dalam kasus SN2. Sedangkan, untuk
basa yang lebih tinggi dari anion hidroksida cenderung bereaksi dalam eliminasi
E2.
3.
Temperatur
Temperature yang tinggi
menyebabkan laju reaksi substitusi dan eliminasi, biasanya kenaikan laju reaksi
eliminasi lebih besar karena eliminasi memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi
dan temperatur tinggi memungkinkan lebih banyak molekul untuk sanggup mencapai
keadaan transisi eliminasi.
PERMASALAHAN
:
1. Pada
gambar kedua , mengapa hasil eliminasi lebih dominan dari pada subtitusi ?
2. Mengapa
pada suhu tinggi reaksi eliminasi memiliki jumlah molekul yang banyak ?
3. Pada
proses reaksi bersaing SN2 dan E2 , mengapa pada saat menggunakan alkil halide primer
lebih dominan menghasilkan substitusi ?
Saya Mashita nim A1C118083 akan mencoba menjawab pertanyaan no.2
BalasHapusKarena eliminasi E2 memerlukan energi aktivasi yang tinggi, jika dikaitkan antara suhu dan energi aktivasi nya, energi aktivasi yang tinggi sebagai kondisi untuk eliminasi E2 disebabkan oleh molekul yang saling bergesekan dan bertabrakan, semakin tinggi suhu akan mempengaruhi semakin intensif gesekan dan tumbukan antar molekul yang pada akhirnya akan meningkatkan energi aktivasi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo erma saya Nur khalishah akan mencoba menjawab permasalahan ni 3 yang erma ajukan . Dimana pada reaksi alkil halida primer ini lebih dominan menghasilkan subtitusi. Selain penggunaan alkil halida nya ada komponen penting lainnya untuk menghasilkan suatu produk yg dominan pada subtitusi yakni penggunaan basa nya, Halo erma saya Nur khalishah akan mencoba menjawab permasalahan ni 3 yang erma ajukan . Dimana pada reaksi alkil halida primer ini lebih dominan menghasilkan subtitusi. Selain penggunaan alkil halida nya ada komponen penting lainnya untuk menghasilkan suatu produk yg dominan pada subtitusi yakni penggunaan basa nya, basa kuat akan cenderung menghasilkan suatu produk subtitusi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb.
BalasHapusSaya Kelantan (023) akan menanggapi permasalahan no.1
Pada gambar 2 produk yang mendominasi yaitu reaksi eliminasi. Hal ini dikarenakan reaksi tersebut menggunakan alkil halida tersier dan temperatur yang tinggi. Reaksi yang menggunakan alkil halida tersier hasilnya mendominasi reaksi eliminasi. Temperatur yang tinggi dibutuhkan pada reaksi eliminasi, sehingga reaksi yang menggunakan temperatur tinggi, hasilnya yaitu reaksi eliminasi.