MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI SN2
Pada penggolongan
reaksi organik akan sangat ditentukan oleh perubahan-perubahan yang mana terjadi
pada ikatan atom karbonnya. Reaksi pada
komposisi organik dapat dikelompokkan menjadi beberapa reaksi , salah satunya
adalah reaks subtitusi. Reaksi Subtitusi
adalah reaksi dimana ada penggantian suatu atom atau gugus atom pada suatu
senyawa organik dengan gugus atom lain nya.
Pada reaksi subtitusi tidak terjadi perubahan pada tingkat kejenuhan.
Reaksi
subtitusi ada yang nama nya Reaksi Subtitusi Nukleofilik yang
artinya reaksi substitusi yang dimana nukleofil nya yang "kaya" akan elektron,
secara selektif berikatan dengan atau pun menyerang muatan positif dari gugus
kimia atau atom yang disebut gugus pergi
(leaving group) (GP). Gugus pergi yang baik yaitu ion atau molekul yang
merupakan basa yang sangat lemah.
Bentuk umum reaksi ini adalah :
Nu menandakan bahwa itu adalah nukleofil, :
menandakan bawah itu adalah pasangan elektron, kemudian R-X menandakan bahwa
itu substrat dengan gugus pergi nya adalah X. Pada reaksi diatas, pasangan
elektron dari nukleofil menyerang substrat yang mana membentuk ikatan baru,
sementara gugus pergi melepaskan diri juga secara bersamaan dengan melepaskan elektron. Produk utama atau produk hasil nya adalah R-Nu.
Nukleofil dapat memuat listrik negatif atau pun netral, sedangkan
substrat biasanya netral atau pun bermuatan
positif.
Mekanisme reaksi subtitusi SN2
Pada
mekanisme reaksi subtitusi SN2 ini merupakan mekanisme reaksi proses satu
langkah atau serempak. Yang dimana ketika suatu nukleofil bersatu atau bereaksi
dengan substrat yang di mana substratnya itu yang mengandung suatu gugus yang
pergi contohnya alkil bromida. Substratnya akan menghasilkan produk yg dimana
nukleofilik nya akan berikatan dgn karbon alkil nya. Kemudian pada saat yang sama , gugus perginya akan lepas sebagai anion .
Sebelum
terjadinya produk , ada keadaan yang dimana nama nya itu keadaan transisi. Keadaan transisi ini memiliki energi potensialnya
tinggi , pada keadaan inilah bisa
menentukan akan menghasilkan suatu
produk atau balik ke substrat dan nukleofilik nya seperti awal. Pada keadaan
itu nukleofiliknya menyerang suatu karbon dan gugus pergi akan meninggalkan
karbon. Nukleofilik membuat suatu ikatan baru dengan karbon sedangkan karbon
dan gugus pergi akan memutuskan ikatan nya.
Berikut
adalah salah satu reaksi subtitusi SN2 yaitu senyawa alkil bromide:
Pada
reaksi diatas , dimana Nu yang hidroksida bereaksi dengan bromo etana. Hidroksida
sebagai nukleofilik yang menyerang suatu bromo etana dari belakang karbon. Dan menngganti suatu
gugus pergi yaitu ion bromida. Karbon yang disini merupakan karbon Sp3 yang
geomteri nya itu berbentuk tetrahedral .Dan mengganti suatu gugus pergi yaitu
ion bromida. Bila suatu Nu menabrak dari sisi belakang , atau yang berlawanan dengan
gugus pergi suatu karbon tetrahedral yang berikatan dengan suatu halogen. Disinilah
ada 2 peristiwa yang terjadi sekaligus yaitu ikatan antara Nu dan subtrat dan
substrat dengan gugus pergi nya. Inilah yang merupakan peristiwa serempak.
Karena bila ada yang masuk maka harus ada yang keluar. Ketika hidroksil masuk
maka ada 1 gugus yg lepas maka gugus itu lah
gugus pergi . Kemudian pada peristiwa ini yg merupakan keadaan transisi
membutuhkan energi yang tinggi , ketika energinya tinggi maka akan terbentuk
produk baru.
Pada
keadaan transisi ini melibatkan 2 partikel yaitu partikel Nu dan partikel gugus
pergi , maka reaksi ini disebut reaksi SN2 karena ada 2 partikel yang terlihat
pada keadaan transisi yang dimana disebut reaksi bimolekuler. Pada keadaan transisi
, ikatan antara nu dengan karbon dan karbon dengan gugus pergi merupakan ikatan
parsial yang dimana tidak sepenuhnya
berikatan.
Pada
reaksi SN2 terjadi keadaan re-hibridisasi yaitu hibridisasi ulang. Yang terjadi
antra reaksi ujung karbon substrat merupakan
sp3 , kemudian karbon bagian
tengah merupakan karbon sp2 pada keadaan
transisi , kemudian membentuk lagi karbon
sp3. Ini di sebut inversi konfigurasi.
Pada
keadaan transisi karbon sp2 mengikat 3 ikatan
yaitu C-H , C-H dan C-CH3. Dan ditambah gugus yang mau lepas dan mau
masuk. Ketika nukleofilik menyerang dari belakang gugus yg terikat pada karbon berubah posisi menjadi rata dalam
keadaan transisi . Bentuk geomteri karbon Sp2 yaitu segitiga planar atau datar.
Setelah Br keluar dan hidroksil masuk ,
akan membentuk karbon Sp3 yang
membentuk lg tetrahedral.
Ketika
diserang dari belakang , ikatan antara C-H , C-CH3 dan C-H itu akan membalik. Karena ketika karbon
Sp3 , tolakan antara electron-elektron
akan diminimal kan sehinga karena menyerang dari belakang maka tolakan antara hidroksil , hidroksil dgn CH3 , akan lebih di
minimalkan sehingga membentuk suatu bentuk yang baru dimana bentuk itu seperti dengan payung pada karbon di sebelah kiri hingga
jadi seperti karbon di sebelah kanan dan mghasilkan
ion bromin.
Tolakan antara hidroksil dan gugus-gugus lain nya
yang terikat pada karbon saling menjauh membentuk tetrahedral.
Reaksi
diatas disebut sebagai reaksi SN2 . Karena S itu merupakan singkatan dari
substitusi , N merupakan singkatan dari nukleofilik , dan dituliskan 2 karena pada
tahap awal dari reaksi diatas melibatkan dua spesies.
PERMASALAHAN :
1. Gugus pergi yang baik yaitu ion atau molekul yang
merupakan basa yang sangat lemah. Apabila gugus perginya itu diganti
dengan basa kuat , bagaimana proses subtitusi nukleofik nya dengan gugus pergi yang merupakan basa yang sangat kuat?
2. Pada peristiwa serempak yg merupakan keadaan transisi
(hidroksil masuk dan 1 gugus pergi nya lepas ) membutuhkan energi yang tinggi ,
ketika energinya tinggi maka akan terbentuk produk baru. Bagaimana hasil produk
barunya apabila pada keadaan transisi itu menggunakan energy yang rendah ?
3. Ketika nukleofilik menyerang dari belakang karbon , gugus yg terikat pada karbon berubah posisi menjadi rata dalam
keadaan transisi . Bentuk geomteri karbon Sp2 yaitu segitiga planar atau datar.
bagaimanakah bentuk geometri karbon pada keadaan transisi apabila nukleofilik
tidak menyerang dari belakang karbon namun menyerang dari depan karbon ? apakah akan tetap
segitiga planar ?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb
BalasHapusPerkenalkan nama saya Sandi (A1C118041).disini saya ingin menjawab pertanyaan nomor 3.menurut saya pertanyaannya sudah relevan karena sudah sesuai dengan materi yang dipaparkan di atas.Jawabannya atom karbon Sp2 akan tetap segitiga planar karena Dua atom karbon sp2 dapat saling membentuk ikatan yang kuat, mereka membentuk ikatan sigma melalui overlap orbital sp2-sp2. Kombinasi ikatan sigma sp2-sp2 dan ikatan pi 2p-2p menghasilkan bentuk ikatan rangkap karbon-karbon. Bentuk bangun ruang dari ikatan atom karbon yang terhibridisasi sp2 adalah trigonal planar.
Perkenalkan nama saya Jony Erwin (098), menurut saya permasalahannya no 2 sudah relevan dengan materi yang telah disampaikan oleh Erma Johar.
BalasHapusMenurut saya jika energinya rendah mungkin produk yang di hasilkan tidak terbentuk karena pernyataannya sudah jelas bahwa ketika energinya tinggi maka akan terbentuk produk baru.